Selasa, 17 April 2018

Limbah Rumah Pemotongan Hewan (skripsi dan tesis)

Limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan seperti usaha pemeliharaan ternak, rumah potong hewan, pengolahan produk ternak, dll. Limbah tersebut meliputi limbah padat dan limbah cair seperti feses, urine, sisa makanan, embrio, kulit telur, lemak, darah, bulu, kuku, tulang, tanduk, isi rumen, dll (Sihombing, 2000).  Semakin berkembangnya usaha peternakan, limbah yang dihasilkan semakin meningkat. Dikhususkan pada kegiatan rumah pemotongan ayam maka  paling banyak menghasilkan limbah berupa manure, bulu dan darah.
Proses usaha produk daging unggas dimulai dengan memotong leher kemudian mengeluarkan daging unggas dan dicelupkan ke air panas untuk melonggarkan atau melepaskan bulunya. Pelepasan bulu bisa dilakukan secara mekanis atau manual. Isi perut dikeluarkan kemudian unggas tersebut dipotong-potong atau dibiarkan utuh lalu didinginkan dan dikemas untuk dijual
Penanganan limbah ternak akan spesifik pada jenis/spesies, jumlah ternak, tatalaksana pemeliharaan, areal tanah yang tersedia untuk penanganan limbah dan target penggunaan limbah. Salah satunya adalah dengan pemanfaatan kembali produk limbah tersebut. Pelbagai manfaat dapat dipetik dari limbah ternak, apalagi limbah tersebut dapat diperbaharui (renewable) selama ada ternak.   Limbah ternak masih mengandung nutrisi atau zat padat yang potensial untuk dimanfaatkan.  Limbah ternak kaya akan nutrient (zat makanan) seperti protein, lemak, bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN), vitamin, mineral, mikroba atau biota, dan zat-zat yang lain (unidentified subtances).  Limbah ternak dapat dimanfaatkan untuk bahan makanan ternak, pupuk organik, energi dan media pelbagai tujuan (Sihombing, 2002).
Dalam operasi pemrosesan daging unggas, biasanya darah, bulu dan kotoran diperoleh kembali dan dijual kepada perusahaan yang mengubah bahan tersebut menjadi makanan hewan dan pupuk. Limbah cair yang dihasilkan dari pencucian peralatan, lantai dan unggas dari pencelupan  di dalam air panas untuk melonggarkan bulu akan mengandung darah, bulu, gemuk dan daging.  Untuk mengolah kembali limah tersebut maka terdapa dua macam olahan yaitu rendering basahdan rendering kering.
 Rendering biasanya dibagi antara produk yang dapat dimakan dan tidak dapat dimakan. Bahan-bahan tersebut digiling kemudian menjadi bagian-bagian yang halus lalu dimasak. Rendering basah dilakukan dalam tangki bertekanan menggunakan injeksi uap langsung, menghasilkan produk berupa lemak, padatan dan cairan yang biasanya diuapkan untuk menghasilkan zat pemerkaya protein untuk makanan hewan. Sedangkan rendering kering dilakukan dalam tangki terbuka atau dalam udara hampa. Pemasakan dilanjutkan sampai uap teruapkan lalu padatan sisa disaring untuk memisahkan lemak dari bahan padatan yang kaya protein. Lemak dan gemuk diendapkan sebelum disimpan dan di kemas. Makanan tersebut digiling, disaring dan dicampur. Rendemen kering menghasilkan produk kering.

Tidak ada komentar: