Sabtu, 11 Februari 2017

Mobilitas Penduduk (skripsi dan tesis)


Pada hakekatnya, mobilitas penduduk merupakan refleksi perbedaan pertumbuhan dan ketidakmerataan fasilitas pembangunan antara satu daerah dengan daerah lain. Orang-orang yang dari daerah yang fasillitas pembangunannya kurang akan bergerak menuju ke daerah yang mempunyai fasilitas pembangunan lebih baik.
Perpindahan tempat yang bersifat rutin (mobilitas) berfungsi untuk saling melengkapi (complementary) dan terjadi adanya pergerakan yang dapat diartikan sebagai interaksi. Interaksi yang berlangsung antara daerah yang satu dengan daerah yang lain terjadi dalam tahapan dan jarak yang tertentu sehingga menimbulkan pola keruangan (spatial pattern).
Perpindahan dalam hal transportasi dimaksudkan pada dua kategori yaitu :Pertama: Pemindahan bahan-bahan dan hasil produksi dengan menggunakan alat angkut. Kedua: Mengangkut penumpang dari satu tempat ke tempat lain. Pergerakan atau mobilitas penduduk timbul karena adanya proses pemenuhan kebutuhan. Kita perlu bergerak karena kebutuhan kita tidak bisa terpenuhi di tempat kita berada. Setiap tata guna lahan atau sistem kegiatan mempunyai jenis kegiatan yang akan membangkitkan dan manarik pergerakan dalam proses pemenuhan kebutuhan, besarnya pergerakan sangat berkaitan erat dengan jenis dan intensitas kegiatan yang dilakukan yang terdiri dari sistem pola kegiatan sosial, ekonomi, budaya dan lain-lain.
Pergerakan tau mobilitas ini akan membentuk suatu pola misalnya alat pergerakan, maksud perjalanan, pilihan moda dan pilihan rute tertentu. Secara keruangan pergerakan dibagi tiga kelompok yaitu
a.    Pergerakan internal Adalah , pergerakan tersebut merupakan perpindahan kendaraan atau orang antara satu tempat lainnya dalam batas-batas wilayah tertentu.
b.    Pergerakan external Adalah pergerakan dari luar wilayah menuju wilayah tertentu atau sebaliknya
c.    Pergerakan Through Adalah pergerakan yang hanya melewati satu wilayah tanpa berhenti pada wilayah tersebut.
Berdasarkan maksudnya diatas, pergerakan penduduk terbagi atas pergerakan dengan maksud berbelanja, sekolah, bisnis dan keperluan sosial (Saxena, 1989:232), maksud pergerakan akan menentukan dalam hal ini, tujuan pergerakan dalam hal ini, tujuan pergerakan berbagi atas tujuan utama dan tujuan pilihan (Tamin, 1997:95). yang dimaksud dengan tujuan utama pergerakan adalah tujuan dari pergerakan rutin yang dilakukan oleh setiap orang setiap hari, umumnya berupa tempat kerja atau tempat pendidikan sedangkan tujuan pilihan merupakan tujuan dari pergerakan yang tidak rutin dilakukan, misalnya ketempat rekreasi. Selain itu pergerakan akan mengikuti pola waktu. Pada waktu tertentu, pergerakan akan menyentuh jam sibuk (Peak Hours)  karena volume pergerakan akan tinggi, yaitu pada pagi hari dan sore hari. 
Sistem pergerakan yang aman, cepat, nyaman, murah, handal, dan sesuai lingkungannya tercipta jika pergerakan tersebut diatur oleh sistem rekayasa dan manajemen lalu lintas yang baik yang disebut sistem kelembagaan.
Hubungan dasar antara sistem kegiatan, sistem jaringan dan sistem pergerakan dapat disatukan dalam beberapa urutan tahapan, yang biasanya dilakukan secara berurutan, yaitu sebagai berikut (Tamin, 2008)
a.    Aksesibilitas dan mobilitas, adalah ukuran potensial atau kesempatan untuk melakukan perjalanan
b.    Pembangkit lalu lintas, Bagaimana perjalanan dapat bangkit dari suatu tata guna lahan atau dapat tertarik ke suatu tata guna lahan.
c.    Sebaran penduduk, Bagaimana perjalanan tersebut disebarkan secara geografis di dalam daerah perkotaan.
d.    Pemilihan moda transportasi, Menentukan faktor yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi untuk tujuan perjalanan tertentu.
e.    Pemilihan rute, Menentukan faktor yang mempengaruhi pemilihan rute dari setiap zona asal dan ke setiap zona tujuan
Setiap tindakan tahapan diatas sangat penting, karena bila salah satu tahapan dilakukan akan mempengaruhi tahapan yang lain. Dan perlu diketahui hubungan antara waktu tempuh, kapasitas dan arus lalulintas sangat dipengaruhi oleh kapasitas rute yang ada dan jumlah arus lalu lintas yang menggunakan rute tersebut. Pihak-pihak yang terlibat antara lain :
a.    Perencana Kota, mengatur lokasi aktivitas suatu tata guna lahan agar dapat mengatur aksesibilitas kota, yang berdampak pada bangkitan dan tarikan lalu lintas serta besaran pergerakannya.
b.    Pengelola angkutan umum, dapat mengatur pemilihan moda dengan mengatur operasi sarana yang lebih cepat dan frekuensi lebih tinggi.
c.    Ahli lalu lintas, meningkatkan kecepatan lalu lintas dan membuat perjalanan lebih aman dengan menyediakan sarana marka, rambu, dan pengaturan persimpangan. Peningkatan ini akan berdampak pada tata guna lahan dengan mengubah aksesibilitas dan mobilitas serta arus lalu lintas.
d.    Ahli jalan raya, melakukan perubahan perbaikan jalan dan pembuatan jalan baru merupakan posisi yang memberi dampak besar terhadap sebaran pergerakan, pemilihan moda dan rute, serta tata guna lahan (aksesibilitas).
E.G. Ravenstein mengemukakan beberapa teori yang terkait dengan mobilitas (Fellmann, dkk., 2008) yaitu:
a.    Mobilitas dan jarak artinya banyak mobilitas pada jarak yang dekat disebabkan adanya rasa keterikatan terhadap keluarga yang ditinggalkan dan mobilitas jarak jauh lebih tertuju ke pusat-pusat perdagangan dan industri yang penting.
b.    Arus dan arus balik artinya setiap arus mobilitas utama menimbulkan arus balik penggantiannya.
c.    Teknologi dan mobilitas artinya teknologi menyebabkan mobilitas meningkat.
d.    Motif ekonomi merupakan dorongan utama orang melakukan mobilitas.
Mantra (1994) menyebutkan bahwa di dalam masyarakat ada dua macam perpindahan penduduk yang biasanya disebut dengan istilah mobilitas vertikal dan mobilitas horisontal. Mobilitas vertikal adalah perpindahan status atau golongan di dalam masyarakat, sedangkan mobilitas penduduk horisontal atau geografis meliputi gerakan (movement) penduduk yang melintasi batas wilayah tertentu dalam periode waktu tertentu.
Mobilitas penduduk horisontal dibagi menjadi mobilitas penduduk nonpermanen atau mobilitas penduduk sirkuler dan mobilitas penduduk permanen. Yang termasuk ke dalam mobilitas penduduk permanen adalah migrasi, sedangkan mobilitas penduduk nonpermanen adalah gerak penduduk dari satu tempat menuju ke tempat lain dengan tidak ada niatan menetap di tempat tujuan. Mobilitas penduduk sirkuler dapat dibagi lagi menjadi beberapa macam bentuk seperti mobilitas ulang-alik (commuting), periodik, musiman dan jangka panjang. Mobilitas sirkuler ini terjadi antara desa dengan desa, desa dengan kota dan kota dengan kota.

Tidak ada komentar: