Sabtu, 12 November 2016

Model Pembelajaran Think Pair Share


Think Pair Share (TPS) adalah suatu strategi diskusi kooperatif yang dikembangkan oleh Frank Lyman dan kawan-kawannya di Universitas Maryland pada tahun 1981. Think Pair Share memperkenalkan ide "waktu berpikir atau waktu tunggu" yang banyak menjadi faktor kuat dalam meningkatkan kemampuan siswa merespon pertanyaan. Nama Think Pair Share berasal dari tiga tahap kegiatan siswa yang menekankan pada sesuatu yang dikerjakan siswa pada setiap tahap (Jones, 2002 dalam Susilo, 2005).
Beberapa alasan mengapa perlunya penggunaan Think Pair Share adalah sebagai berikut.
1.      Think Pair Share membantu menstrukturkan diskusi. Siswa mengikuti proses yang telah tertentu sehingga membatasi kesempatan berpikirnya melantur dan tingkah lakunya menyimpang karena mereka harus berpikir dan melaporkan hasil pemikirannya ke mitranya (Jones, 2002 dalam Susilo, 2005).
2.      Think Pair Share meningkatkan partisipasi siswa dan meningkatkan banyaknya informasi yang diingat siswa (Gunter, Ester dan Schwab, 1999 dalam Susilo, 2005). Dengan Think Pair Share siswa belajar dari satu sama lain dan berupaya bertukar ide dalam konteks yang tidak mendebarkan hati sebelum mengemukakan idenya ke dalam kelompok yang lebih besar. Rasa percaya diri siswa meningkat dan semua siswa mempunyai kesempatan berpartisipasi di kelas karena sudah memikirkan jawaban atas pertanyaan guru, tidak seperti biasanya hanya siswa tertentu saja yang menjawab.
3.      Think Pair Share meningkatkan lamanya "time on task" dalam kelas dan kualitas kontribusi siswa dalam diskusi kelas.
4.      Siswa dapat mengembangkan kecakapan hidup sosial. Dalam Think Pair Share siswa juga merasakan (a) saling ketergantungan positif karena mereka belajar dari satu sama lain, (b) menjunjung akuntabilitas individu karena mau tidak mau siswa harus saling berbagi ide, dan wakil kelompok harus berbagi ide pasangannya dan pasangan lain atau ke seluruh kelas, (c) punya kesempatan yang sama untuk berpartisipasi karena seyogyanya tidak  boleh ada siswa yang mencoba mendominasi dan (d) interaksi antar siswa cukup tinggi karena akan terlibat secara aktif dalam sengaja berbicara atau mendengarkan (Anonim, tanpa tahun).

Terdapat empat langkah atau tahapan dengan lamanya waktu setiap tahapannya ditetapkan oleh guru. Prosedur Think Pair Share adalah sebagai berikut (Gunter, Estes dan Schwab, 1999 dalam Susilo, 2005). Tahap 1 guru mengemukakan pertanyaan, proses TPS dimulai pada saat guru mengemukakan suatu pertanyaan yang menggalakkan berpikir ke seluruh kelas. Pertanyaan ini hendaknya berupa pertanyaan terbuka yang mungkin bisa dijawab dengan berbagai macam jawaban. Misalnya: "apa yang akan terjadi apabila setiap keluarga diwajibkan menanam sepuluh batang pohon?" dapat pula pertanyaan itu diganti dengan suatu masalah atau dilema yang perlu dipikirkan siswa. Misalnya: "bagaimanakah cara meningkatkan populasi burung jalak Bali yang kini hampir punah?".
Tahap 2 siswa berpikir secara individu, guru memberi tanda agar siswa mulai memikirkan pertanyaan atau masalah yang diberikan guru tadi dalam waktu yang tertentu. Lamanya waktu ditetapkan oleh guru berdasarkan pemahaman guru terhadap siswanya, sifat pertanyaannya dan skedul pembelajaran. Menurut Jones 2002 (dalam Susilo, 2005) waktu berpikir ini bahkan boleh tidak sampai satu menit karena hanya memikirkan jawaban atas pertanyaan. Tahap kedua ini merupakan prosedur yang secara otomatis menyediakan "waktu tunggu" di dalam percakapan dalam kelas.
Tahap 3 setiap siswa mendiskusikan jawabannya dengan seorang mitra. Sekali lagi guru memberi tanda agar siswa mulai berpasangan dengan siswa lainnya untuk mendiskusikan dan mencapai kesepakatan atas jawaban terhadap pertanyaan tadi. Menurut Jones 2002 (dalam Susilo, 2005) mereka membandingkan hasil pemikiran ataupun jawaban yang mereka pikir paling baik, paling meyakinkan, atau paling unik. Seringkali proses ini dapat diperpanjang satu langkah lebih lanjut yaitu dengan meminta pasangan siswa bergabung dengan pasangan lainnya sehingga membentuk kelompok baru yang terdiri dari empat orang, lebih lanjut siswa menggabungkan ide berempat sebelum membandingkannya ke kelompok lain yang lebih besar.
Tahap 4 siswa berbagi jawaban dengan seluruh kelas, pada tahap ini siswa secara individu mewakili kelompok atau berdua atau berempat, mereka maju bersama untuk melaporkan hasil diskusinya ke seluruh kelas. Pada tahap terakhir Think Pair Share ini siswa seluruh kelas akan memperoleh keuntungan dalam bentuk mendengarkan berbagai ungkapan mengenai konsep yang sama dinyatakan dengan cara yang berbeda oleh individu yang berbeda, hal ini terjadi karena siswa memiliki cara penyampaian jawaban yang unik untuk pertanyaan yang diajukan oleh guru. Lebih lanjut konsep-konsep yang digunakan dalam jawaban siswa menggunakan bahasa siswa yang tentu lebih komunikatif dibanding bahasa buku teks atau bahasa guru. Jadi jika siswa dapat menggunakan hasil pemikiran sendiri dalam menjawab pertanyaan maka siswa akan lebih mudah dalam memahami ide di balik jawaban tersebut.

Tidak ada komentar: