Senin, 28 September 2015

Pengukuran Status Gizi (Konsultasi Skripsi, SKRIPSI, Jogja, Kedokteran, Judul Kedokteran, Keperawatan, Judul Keperawatan, kesehatan, Judul Kesehatan)

1)        Penilaian Status Gizi
a)      Penilaian status gizi langsung dapat dikerjakan dengan pemeriksaan klinis, atipometri, uji biokimia dan biofisik
b)      Penilaian status gizi tidak langsung, pada prinsipnya bahwa malnutrisi dapat mempengaruhi morbiditas maupun mortalitas beberapa jenis penyakit pada berbagai golongan umur sehingga angka statistic yang diperoleh dari berbagai jenis penyakit dapet menggambarkan keadaan status gizi golongan umur, mortalitas ibu dan bayi baru lahir, serta angka harapan hidup
Untuk menyatakan status gizi seseorang perlu disebutkan variabel yang digunakan dalam penentuan, misalnya BB, TB atau variabel pertumbuhan lainnya. Variabel-variabel yang digunakan dalam menentukan status gizi disebut dengan indicator status gizi.


2)        Macam-macam indeks pengukuran antropometri
Kata antropometri berasal dari kata latin “antropos” yang berarti manusia. Menurut ensiklopedi Encarta (2998) pengukuran tubuh manusia dengan antrpometrik dipelopori oleh ahli antropologi terkenal di Amerika Serikat Ales Herdlicka (Supriasa dkk, 2002)
Untuk mengetahui apakah berat dan tinggi badan normal, lebih rendah atau lebih tinggi dari yang seharusnya, dilakukan perbandingan dengan suatu standar internasioanl yang ditetapkan oleh WHO. Status gizi tidak hanya diketahui dengan mengukur berat badan (BB) atau tinggi badan (TB) sesuai dengan umur (U) secara sendiri-sendiri, tetapi juga dalam bentuk indikator yang dapat merupakan kombinasi abtara ketiganya. Masing-masing indikator mempunyai makna tersendiri, misalnya kombinasi antar BB dan U membentuk indikator BB/U dan kombinasi antara TB dan U membentuk indikator TB menurut U atau TB/U dan kombinasi antara BB dan TB membentuk indikator BB menurut TB atau BB/TB (Supriasa dkk, 2002).
Indikator BB/U menunjukkan secara sensitive status gizi saat ini (saat diukur) karena mudah berubah. Namun indikator BB/U tidak spesifik karena BB selain dipengaruhi oleh U juga dipengaruhi oleh TB. Indikator TB menggambarkan status gizi masa lalu dan indikator BB/TB menggambarkan secara spesifik dan sensitif status gizi saat ini (Supriasa dkk, 2002). 

a)Berat Badan Menurut Umur
Berate badan adalaha satu aparameter yang memberikan massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan yang mendadak, sepeti karena serangan penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. BB adalah parameter antropometri yang sangat baku. Dalam keadaan normal keadaan kesehatan dan ekseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin maka BB berkembang mengikuti perkembangan umur. Sebaliknya dalam keadaan abnormal terdapat dua kemungkinan perkembangan berat badan yaitu dapat lebih cepat atau lambat dari keadaan normal. Berdasarkan keraketristik BB ini maka indeks BB menurut umur digunakan sebagai salah satu cara pengukuran status gizi. Mengingat BB yang labil maka indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi sekarang (Supriasa dkk, 2002)
1)      Kelebihan BB/U
2)      Lebih cepat dan cepat dimengerti oleh masyarakat
3)      Baik untuk pengukuran status gizi akut dan kronis
4)      BB dapat difluktuasi
5)      Sangat baik terhadap perubahan kecil
6)      Dapat mendeteksi kegemukan
Kekurangan BB/U
1)      Dapat menimbulkan interpretasi status gizi yang keliru apabila terdapat oedema atau acites
2)      Di daerah pedesaan yang masih terpencil dan tradisional, umur sering sulit ditaksir secara tepat krena pencatatan umur yang belum baik
b)      Tinggi Badan menurut Umur
Tinggi badan menggambakan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal TB berubah seiring dengan pertumbuhan umur. Pertumbuhan TB tidak sama dengan pertumbuhan BB, relative kurang sensitive terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu cepat. Pengaruhnya akan nampak dalam waktu yang relative lama. TB/U menggambarkan status giz masa lampau sehingga juga erat kaitannya dengan social ekonomi (Supriasa dkk, 2002)
Keuntungan TB/U
1)      Baik untuk menilai staus gizi masa lampau
2)      Ukuran panjang dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa
Kekurangan TB/U
1)      TB tidak cepat naik bahkan tidak mungkin turun
2)      Kemungkinan relative sulit dilakukan
c)Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)
Berate badan memberikan hubungan yang linier dengan TB, akan searah dengan pertumbuhan BB dan kecepatan TB. Indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat ini (sekarang). Indeks BB/TB adalah merupakan indeks yang independent terhadap umur (Supriasa dkk, 2002)
Keuntungan BB/TB
1)      Tidak memerlukan data umur
2)      Dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal, kurus)
Kekurangan BB/TB
1)      Tidak dapat memebrikan jawaban apakah orangnya pendek karena factor umur tidak diperhitungkan
2)      Dalam prakteknya mengalami kesulitan karena dapat melibatkan bantuan kepada keluarga
3)      Membutuhkan dua macam alat pengukuran
4)      Mengukur relatif lama
5)      Membutuhkan dua orang untuk melakukannya
6)      Sering terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran tentu nila dilakukan oleh kelompok non professional
d)     Lingkar Lengan Atas (LILA)
Penukuran LILA adalah salah satu deteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat awam, untuk mengetahui kelompok beresiko Kekurangan Energi Kronis (KEK). LILA merupakan indeks status gizi saat ini. Sumber rujukan yang digunakan adalah pedeoman penggunaan alat ukur Lingkar Lengan Atas (LILA) pada wanita usia subur yang dikeluarkan oleh Depkes (Supriasa dkk, 2002).
Ambang batas LILa dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. apabila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm atau dibagian merah LILa artinya wanita tersebut memiliki resiko KEK dan diperkirakan melahirkan Berat BAdan Lahir Rendah (BBLR).
Cara pengukuran LILA
Pengukuran LILA dilakukan melalui urutan yang telah ditetapkan yaitu:
a)      Tetapkan posisi bahu dan siku
b)      Letakkan pita antara bahu dan siku
c)      Tentukan titik tengah lengan
d)     Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan
e)      Pita jangan terlalu ketat dn jangan terlalu longgar
f)       Cara pembacaan skala yang benar
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengukuran LILA adalah pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri (kecuali orang kidal maka diukur dengan tangan kanan). Lngan harus dalam keadaan bebas, lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang. Alat pengukur dalam keadaan baik atau tidak kusut dan sudah dilipat-lipat sehingga permukaannya tidak rata.
Tujuan pengukuran LILA adalah:
a)      Mengetahui resiko KEK pada balita untuk menapis wanita yang mempunyai resiko melahirkan Berat BAdan Lahir REndah (BBLR)
b)      Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agara lebih berperan dalam pencegahan dan penanggulangan KEK
c)      Mengembangkan gagasan baru di kalangan masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesehajteraan ibu dan anak
d)     Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan gizi
e)      Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran yang menderita Kurang Energi Kronis (KEK)
Keuntungan LILA
a)      Indikator yang baik untuk melihat KEP berat
b)      Alat ukur murah, ringan dan dapat dibuat sendiri
c)      Dapat diberi kode warna untuk menentukan keadaan gizi sehingga dapat digunakan oleh yang tidak dapat membaca dan menulis
Kekurangan LILA
d)     Tidak dapat mengidentifikasi KEP berat
e)      Sulit menentukan ambang batas

Tidak ada komentar: