Selasa, 19 Agustus 2014

Judul Tesis Perencanaan Kota dan Daerah: Morfologi Kota (1)

Dinamika kota yang berbeda-beda menyebabkan kota dalam perkembangannya terdapat perbedaan. Bentuk morfologi kota sangat bervariasi. Dari waktu ke waktu bentuk morfologi kota selalu berubah sedangkan batas administrasi tetap. Menurut Northam dalam Yunus (1999), ada tiga macam kemungkinan hubungan yakni:
1.      Under Bounded City adalah batas fisik kekotaan berada jauh di luar batas administrasi kota.
                                  

  
Gambar 1. Bentuk morfologi kota

2.      True Bounded City adalah batas fisik kota koinsiden dengan batas administrasi kota.


Gambar 2. Bentuk morfologi kota

3.      Over Bounded City adalah batas fisik kekotaan berada di dalam batas administrasi kota.

Gambar 3. Bentuk morfologi kota
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa suatu kota dapat mempunyai luas fisik kota lebih kecil dari wilayah administrasi atau sebaliknya dapat melewati batas administrasi kota atau sama dengan batas administrasi kota. Menurut Babcok dalam Yunus (1994), faktor utama yang mempengaruhi mobilitas fungsi maupun penduduk adalah poros transportasi yang menghubungkan daerah pusat kegiatan (Central Business District) dengan daerah luarnya.
Menurut Russwurn,1980 menggolongkan ekspresi keruangan (spatial expresions) dari kenampakan kekotaan menjadi empat kenampakan utama dan enam kenampakan kombinasi. Dengan demikian ada 10 macam ekspresi keruangan kenampakan kota yang dikemukakannya, yaitu:
1.   Bentuk konsentris (Uni nodal/concentric)
2.   Bentuk simpul multi (Conctellation/multi nodal)
3.   Bentuk memanjang (Lineair)
4.      Bentuk terserak (Dispersed)
5.      Bentuk konsentris bersimpul multi
6.      Bentuk konsentris memanjang
7.      Bentuk konsentris terserak
8.      Bentuk memanjang bersimpul multi
9.   Bentuk bersimpul multi berserak
10.  Bentuk linear terserak.

Untuk mengetahui ekspresi kenampakan keruangan kenampakan kota dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini.
  


 Gambar 4. Ekspresi kenampakan keruangan kota

            Bentuk kipas (Fan shaped cities):
Kota dengan bentuk kipas terjadi karena adanya hambatan-hambatan yang berupa:
1.      Hambatan-hambatan alami (natural contraints), misalnya perairan, pegunungan.
2.      Hambatan-hambatan artificial constraints seperti saluran buatan, zoning, ring roads.
Bentuk kipas paling mungkin terjadi pada kota-kota pelabuhan yang terletak di dataran rendah dan daerah belakangnya relatif datar, selain itu bentuk kipas ini juga terjadi pada kota yang berkembang di delta sungai yang besar.
Bentuk Bentuk Terbelah (split cities):
Bentuk-bentuk areal perkotaan yang tidak kompak pada pokoknya merupakan satu daerah perkotaan yang mempunyai areal kekotaan terpisah-pisah oleh kenampakan topografis maupun kenampakan agraris. Daldjoeni (1992) memberikan salah satu contoh yaitu bentuk kota yang terbelah. Sebenarnya jenis kota ini merupakan kota yang kompak, namun berhubung ada perairan yang cukup lebar membelah kotanya maka seolah-olah kota tersebut terdiri dari 2 bagian yang terpisah. Dua bagian ini dihubungkan oleh jembatan-jembatan baik besar maupun kecil serta “ferry”.
Bentuk pita (ribbon shaped cities):
Transportasi sering mengambil peran dominan dalam perkembangan bentuk fisik kota. Pada bentuk kota yang berbentuk pita menunjukkan adanya peranan jalur  transportasi yang sangat dominan dalam mempengaruhi perkembangan areal ke samping. Sepanjang lembah pegunungan dan sepanjang jalur transportasi darat utama adalah bagian-bagian yang memungkinkan terciptanya bentuk ini.
Pola jalan di dalam kota merupakan salah satu unsur morpologi kota. Lay out of street merupakan komponen paling nyata manifestasinya dalam menentukan periodesasi pembentukan kota di barat (Daldjoeni, 1992), bahkan di kota-kota yang mengalami perubahan dominasi transportasi. Pola jaringan yang tidak teratur diantaranya tercipta karena keadaan topografi kotanya yang mengharuskan demikian.
Untuk mengetahui kota berbentuk kipas, kota terbelah dan kota berbentuk pita dapat dilihat pada Gambar 5  berikut ini. 

Gambar 5. Bentuk kota


Tidak ada komentar: