Selasa, 19 Agustus 2014

Judul Skripsi Manajemen Operasi-Manajemen Konstruksi: Metode Scheduling

Pembuatan jadwal proyek secara keseluruhan sangat sulit untuk dilakukan karena menyangkut aktivitas proyek secara keseluruhan. Namun demikian pembuatan schedule menjadi salah satu kunci keberhasilan meningkatkan efisiensi dalam proyek. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyusun  jadwal proyek dapat diuraikan berikut ini beserta kelebihan dan kekurangannya :
1.      Metode Jalur Kritis (Critical Path Method / CPM)
Metode jalur kritis (CPM) dikembangkan tahun 1957 oleh E.I. du pont Nemours & Company untuk pengawasan proyek konstruksi, dalam metode ini waktu untuk melaksanakan kegiatan sudah pasti dan penentuan jalur kritis dibuat dengan diagram network dengan menggunakan simbol sebagai berikut
-       Anak panah ( ® ) melambangkan kegiatan, di atas anak panah ditulis simbol kegiatan sedangkan di bawah anak panah ditulis waktu kegiatan. Setiap kegiatan dalam network selalu terletak dalam 2 peristiwa.
-       Lingkaran, melambangkan peristiwa di mana lingkaran di terbagi dalam 3 bidang yaitu sebelah kiri disebut nomer peristiwa, sebelah kanan atas disebut saat paling cepat (SPC) dan di sebelah kanan bawah disebut saat paling lambat (SPL).Jika dalam lingkaran terdapat SPC =  SPL berarti peristiwa tersebut dikatakan peristiwa yang kritis yaitu peristiwa yang tidak memiliki tenggang waktu antara SPC dan SPL. Dalam diagram network sangat dimugkinkan terdapat lebih dari satu kegiatan yang menuju dan keluar dari peristiwa tapi diantara dua peristiwa hanya boleh ada satu kegiatan.
-       Anak panah putus-putus melambangkan kegiatan semu (dummy) dalam diagram network  kegiatan semu boleh ada dan boleh tidak, karena kegiatan semu dimunculkan untuk menghindari di antara dua peristiwa terdapat lebih dari satu kegaitan. Apabila diagram network tanpa melanggar ketentuan maka kegiatan semu tidak diperlukan dalam diagram network (Bhattacharya, 1997 dan Stevens, 1990)
2.      Program Evaluation Review Technique (PERT)
Metode yang telah dirancang untuk menentukan lama pengerjaan adalah variabel random yang disebut dengan Program Evaluation Review Technique (PERT). Waktu setiap kegiatan dihitung atas dasar tiga perkiraan, yaitu waktu optimis, waktu pesimistis, dan waktu yang paling mungkin. Notasi yang digunakan untuk ketiga waktu perkiraan tersebut adalah:
 -        Waktu optimis = a
-        Waktu pesimis = b
-        Waktu paling memungkinkan = m
.        

      Secara singkat ketiga definisi waktu di atas dapat diuraikan sebagai berikut (Levin, 1981) :
1.      Waktu Optimis :
Waktu optimis adalah perkiraan waktu yang memiliki kemungkinan sangat kecil untuk dapat dicapai, yaitu kemungkinan terjadinya hanya 1 kali dalam 100 kemungkinan. Perkiraan ini menggambarkan waktu untuk menyelesaikan proyek jika segala sesuatunya berjala lancar, tanpa persoalan-persoalan maupun cuaca yang tidak cocok, dan sebagainya. Kita tahu bahwa hal ini sangat jarang terjadi, tetapi ia juga mungkin terjadi dalam kemungkinan 1 dalam 100.
2.      Waktu Pesimis :
Waktu pesimis adalah suatu perkiraan waktu yang lain yang mempunyai kemungkinan sangat kecil untuk dilaksanakan, kemungkinan terjadinya juga hanya 1 dalam 100. Perkiraan waktu ini menggambarkan waktu yang kita butuhkan untuk menyelesaikan suatu aktivitas tertentu jika diganggu terus-menerus oleh cuaca yang tidak cocok, kerusakan-kerusakan, bencana alam, dan lain sebagainya. Hal ini merupakan kejadian yang jarang namun bisa saja terjadi, namun setidaknya harus tetap dipertimbangkan dalam perhitungan sekecil apapun kemungkinannya.
3.      Waktu Paling Memungkinkan :
Waktu yang paling memungkinkan adalah waktu yang berdasarkan pikiran estimator, menggambarkan lamanya waktu yang berdasarkan pikiran estimator,  menggambarkan waktu yang paling sering untuk menyelesaikan suatu aktivitas jika pekerjaan tersebut dilakukan berulang-ulang dalam kndisi yang sama
Distribusi waktu optimis (a), pesimis (b), dan waktu paling memungkinkan (m) mengikuti distribusi beta berbentuk lonceng yang a-simetris ke satu arah.

 


Gambar 1. Distribusi Beta Waktu Estimasi PERT.
Metode PERT dan CPM masing-masing menggunakan prinsip-prinsip pembentukan jaringan dalam perhitungannya sehingga baik metode PERT maupun CPM memiliki urut-urutan yang sama dalam membentuk jaringan awal penyelesaian suatu proyek ataupun kegiatan.Dalam visualisasi penyajian PERT sama halnya dengan CPM, yaitu dengan menggunakan diagram anak panah (activity on arrow) untuk menggambarkan kegiatan proyek. Demikian pula pengertian dan perhitungan mengenai kegiatan kritis, jalur kritis dan float dalam CPM atau slack dalam PERT (waktu luang).
Perbedaan pokok metode PERT dan CPM adalah bahwa CPM memasukkan konsep biaya  dalam proses perencanaan dan pengendalian, PERT bukannya sama sekali mengabaikan faktor biaya namun dalam PERT besarnya biaya diasumsikan berubah ubah sesuai dengan lamanya waktu dari semua aktivitas dalam suatu proyek. Sehingga jika waktu pengerjaan proyek dapat dipersingkat maka dapat diasumsikan bahwa biaya yang untuk proyek tersebut dapat diperkecil.
Selanjutnya dapat pula diasumsikan bahwa penyingkatan waktu selama satu minggu yang dilakukan terhadap aktivitas yang terletak dalam waktu kritis, secara ekonomis adalah sama produktifnya dengan penyingkatan waktu selama satu minggu yang dilakukan terhadap aktivitas-aktivitas lain yan gterletak pada jalur-jalur kritis yang lain. Jika waktu tercepat yang diharapkan untuk event akhir jaringan telah berhasil dikurangi, maka dianggap bahwa biaya juga berhasil dikurangi.
Perbedaan penting lain antar PERT dan CPM terletak pada metode untuk memperkirakan waktu. Dalam sistem CPM ditentukan dua buah perkiraan waktu dan biaya untuk setiap aktivitas yang terdapat dalam jaringan yaitu perkiraan normal (normal estimat) dan perkiraan cepat (crash estimate). Sedangkan PERT menggunakan tiga perkiraan krurun waktu yaitu optimis (a), pesimis (b), dan waktu yang paling memungkinkan (m).
Metode CPM lebih tepat digunakan untuk suatu kegiatan yang waktu, biaya, tenaga kerja dapat diperkirakan dengan tepat. Namun jika waktu penyelesaian memiliki tingkat ketidak pastian yang besar seperti adanya faktor bencana alam dan cuaca yang tidak dapat diprediksi dengan tepat maka metode PERT lebih tepat digunakan. (Soeharto,1997)

Probabilitas Umur Proyek
Seperti telah diuraikan terdahulu, umur proyek ditentukan oleh lintasan yang paling lama waktu pengerjaannya (jalur kritis), dan untuk mengetahui jalur kritis tersebut digunakan data lama kegiatan perkiraan (expected time). Probabilitas waktu pengerjaan proyek dari data expected time, diperkirakan sebesar 50% berhasil dan 50% gagal.
Dalam berbagai proyek kemungkinan sebesar 50% tersebut sangatlah riskan, sehingga perlu ditingkatkan nilainya sampai dengan di atas 80% atau kemungkinan gagal lebih kecil dari 20%, dan untuk mewujudkan hal tersbut diperlukan syarat-syarat sebagi berikut (Tubagus, 1984) :
o   Telah ada network diagram yang tepat
o   Data masing-masing kegiatan harus dinyatakan dalam bentuk 3 perkiraan atau berdasarkan metode PERT.
o   Tingkat probabilitas kemungkinan berhasil atau kemungkinan gagal yang dinginkan telah ditetapkan.

Tidak ada komentar: