Jumat, 07 Desember 2012

Judul Skripsi Psikologi: Teori Atribusi

Menurut Peterson dan Seligman (1975) teori atribusi dapat diaplikasikan untuk menolong penderita ketidakberdayaan. Gaya atribusi yang dimiliki individu dan besarnya kecenderungan individu dalam mengatribusikan suatu akibat atau hasil dinilai sebagai sebab eksternal yang spesifik yang menentukan tingkat kerentanan seseorang terhadap ketidakberdayaan (Ramirez, dkk., dalam Koswara 2000). Dijelaskan pula, dengan mengubah gaya atribusi seseorang (mengatribusi hasil negatif dengan sebab eksternal) dapat mengurangi kerentanan individu terhadap perasaan tidak berdaya.
       Sejalan dengan teori atribusi, Seligman (1965) mengajukan teori gaya penjelasan yang terdiri dari dua tipe individu, yaitu individu yang optimis dan individu yang pesimis. Individu yang optimis menganggap bahwa kesulitan adalah hal yang bersifat sementara (temporary), terbatas atau spesifik dan disebabkan oleh faktor di luar dirinya (eksternal). Sebaliknya individu yang pesimis menganggap bahwa kesulitan adalah hal yang bersifat menetap (permanen), menyebar ke area hidup yang lain dan merupakan kesalahan diri sendiri (personal). Individu yang optimis cenderung menikmati keuntungan mulai dari kinerja sampai kesehatan, sedangkan individu yang pesimis cenderung menderita dalam hidupnya.Dalam bidang akademis, Dweck (Stoltz, 2000) menyatakan bahwa anak yang mempersepsikan penyebab kemalangan sebagai sesuatu yang stabil, akan belajar lebih sedikit dari pada anak yang mempersepsikan penyebab kemalangan sebagai sesuatu yang bersifat sementara.


Tidak ada komentar: