Sabtu, 01 Desember 2012

Judul Skripsi Hubungan Internasional:Rational Choice Dalam Kebijakan Luar Negeri

Kebijakan luar negeri suatu negara dalam segala bidang merupakan akibat dari tindakan-tindakan pelaku rasional terutama pemerintah yang monolit yang secara sengaja dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Pembuatan keputusan politik luar negeri digambarkan sebagai proses intelektual yaitu perilaku yang ternalar dan terkoordinasi. Tujuan tersebut juga dapat dipastikan berupa pencapaian atas kepentingan nasional. Jadi unit analisa model pembuatan keputusan ini adalah pilihan-pilihan yang diambil oleh pemerintah. Dengan demikian, analisis politik luar negeri harus memusatkan perhatian pada penelaahan kepentingan nasional dan tujuan suatu negara, alternatif haluan kebijaksanaan yang diambil pemerintah dan perhitungan untung rugi atas alternatif itu.[1] Untuk menjelaskan hal ini maka digunakan teori Rational Choice yang mengatakan bahwa:
It proceeds from assumption, or axioms, about human motives and behavior, and draws the logical institution and policy implication from those axioms. One aspects of this “methodological individualism”, which argues that all social phenomena are derivable from, or can be factored into, the properties and behaviors of individuals. A second aspect is that political actors-voters, politicians, bureaucrats-are assumed to be material interest maximizers, seeking benefits in the form of votes, offices, power and so on, at least cost.[2]

Teori pilihan rasional ini, memfokuskan pada sifat dan tingkah laku indiidu dalam lingkungan internasional, teori ini juga menjelaskan bahwa setiap negara apabila melakukan kerja sama akan didasarkan pada pilihan rasional, maksudnya setiap negara akan melihat seberapa besar keuntungan yang akan didapat dan berusaha untuk menghindari atau memperkecil kerugian yang mungkin diperoleh.



[1] Mohtar Mas’oed, I1998; hal 216
[2] Gabriel A. Almond, 1990, hal 123.

Tidak ada komentar: